Minggu, 18 Maret 2012

BERBAGI BERSAMA CANA COMMUNITY



Oleh : Maria Dwi Rianti
"Engkaupun Saudara Ku" merupakan tema yang diangkat oleh Cana Community untuk menjadi tema baksos tahun ini. Bakti sosial merupakan program kerja dari Cana Community.

    Kali ini sasaran baksos adalah anak-anak yang difabel. Tujuan berbagi kasih sayang untuk orang-orang yang difabel.
    Metil sebagai ketua panitia Baksos Cana Community menyatakan idenya agar baksos kali ini dilakukan berbeda yakni dengan sasaran yang berbeda yaitu anak-anak difabel.
    Pada tahun-tahun sebelum Cana Community melakukan baksos dengan sasaran anak panti asuhan ataupun anak-anak jalanan. Alasannya adalah karena banyak mahasiswa yang tidak mengenal kehidupan anak-anak difabel secara mendalam.
    Oleh karena itu baksos kali ini dilakukan di dua tempat yakni di Kalasan dan Berbah. Kedua tempat ini memiliki ciri khas masing-masing.     Panti asuhan di Berbah mendampingi anak-anak yang cacat mental, sedangkan panti asuhan di Kalasan mendampingi anak-anak yang cacat ganda. Hal itu dikarenakan supaya pada saat perefleksian mengenai acara baksos tersebut teman-teman Cana Community dapat memberikan perbedaan yang signifikan dan dapat mendalami kehidupan anak-anak difabel serta dapat merealisasikan apa yang mereka dapat setelah mengenal kehidupan anak-anak difabel.
    Father Adri sebagai pembimbing Cana Community yang mengusulkan bahwa baksos kali ini dilakukan didua tempat dengan alasan tersebut.
    Konsep acara yang diusung dalam baksos kali ini adalah mengikuti kemauan anak-anak, karena anak-anak yang difabel sulit untuk diajak bermain seperti anak-anak pada biasanya. Contohnya adalah kalau anak-anak suka mewarnai, teman-teman baksos menemani mewarnai, bernyanyi dan berlari.
    Baksos tahun ini mendapatkan dana dari Campus Ministry yakni sebesar Rp 500.000,-. Tidak hanya dana dari Campus Ministry melainkan dana baksos didapat dari hasil jaulan baju-baju bekas di pasar godean dan hasil ngamen di sekitar daerah UGM.
    Hasil yang ingin dicapai dari adanya baksos ini adalah supaya teman-teman Cana Community dapat mengenal kehidupan kaum difabel dan mempunyai sikap yang humanis.

 19 Maret 2012

NO SMOKING AREA. Setuju gak ya???


" Anda Memasuki Kawasan No Smoking Area", ternyata tulisan seperti ini dapat kita jumpai di kawasan PGSD Universitas Sanata Dharma. Sungguh luar biasa, tidak hanya berdiri menjadi plang yang memberi peringatan namun juga menempel pada dinding gedung PGSD,, ehm.. ada yang baru nih.. Bagaimana ya tanggapan mahasiswa mengenai hal ini??

Stefanie Aster Akuntansi 2009
Di FE juga ada kok, enak-enak ajah buat gue haha..hmm, mungkin akan lebih fair kalau dibikin tempat khusus ngerokok sekalian #ceritanya ngehormatin yg ngerokok

Antonius Nicko PBI 2010
gak setuju kalo gak boleh ngerokok di kampus! menurut gue, merokok itu pilihan. boleh ajah ngerokok, tapi gak perlu sampe di buat area merokok, karena terkesan memfasilitasi dan mendukung di kampus buat ngerokok. tulisan itu biar tetep ada dan kalo bisa di perbanyak dimana-mana. Mahasiswa/i itu udah gede kok bukan anak kecil lagi yang perlu dikekang. ketika mereka membaca tulisan itu, mereka pasti akan berpikir lebih. walaupun terkadang tulisan itu di langgar. jadi, biar semua berjalan dengan normal kayak sekarang. aku rasa juga area pgsd bersih dari rokok. karena emang mereka membaca dan pasti akan ada perasaan malu waktu melakukannya. Emang tulisan itu terkesan sepele, tapi itu akan "menampar" mereka ketika mereka melanggar itu. biar orang di sekitar mereka dan diri mereka sendiri yang menilai.

Yosef Suryo Hernugroho P. Sejarah 2010
Welah...
mnrt ku sih emg ada bgus ada gk ny area itu... klo ada ya yg gk ngerokok bisa bebas dari asap yg mengganggunya...
tpi klo di fasilitasi apakah gk ksian misalnya sang perokok kuliah di lantai 4 FE/PGSD trz pusing dan ingin sekali merokok tapi area rokok ada di lantai 1 apakah gak ksian dia harus turun dulu untuk ngerokok???
merokok buat sebagian orang adalah kebutuhan...
aq cma bsa nambahin 1 hal lagi... orang yang merkok terutama mahasiswa tau kpn saja dan d mna saja tmpt untuk merokok.... terkadang malah mereka mengusir temannya yg tidak merekok jika dekat2…

Romo Elias Ketua Campus Ministry
yang dibutuhkan adalah tempat buang asap rokok dan puntungnya, lalu ada sanksi bagi yg melanggar. dah itu aja.

Libert Jehadit PBSID 2011
coba kalau itu berlaku juga untuk kawasan prodi lain atau Fakultas lain..wah betapa indahnya suasana USD...bagi saya bukan soal rokok atau tidaknya seseorang tetapi soal hati dan sikapnya...orang pernah mengatakan bahwa merokok itu menambahinspirasi...kalau ternyata merokok bisa mengganggu proses belajar seseorang lantas bagaimana dengan org2 yang cerdas. katakan saja " ARSWENDO" yang terkenal itu....semoga saja area kawasan bebas merokok di PGSD dapat terealisasi sampe akhir sehingga menjadi sebuah budaya untuk selalu menjaga lingkungan alam....apakah ada sanksinya kalau ternyata ada mahasiswa yang ketahuan merokok di area larangan itu? lalau bagaimana itu direalisasikan? terima kasih

Meiandre Redhi
    himbauan atau larangan macam itu udah ada di indonesia sejak jaman purba, lalu kenapa ga efektif juga? Saya pikir, kunci utamanya ada di kesadaran diri para perokok. Saya juga perokok, terutama kalo lagi ada duit XD.
Kesadaran diri yg saya maksud ada di otak dan hati para perokok. Merokok, menurut saya, adalah kegiatan individu. Maksudnya, kenikmatan merokok hanya dirasakan para perokok sendiri, bukan begitu? Maka dari itu, marilah kita (para perokok) menjadi seorang perokok yg beradab.
Segalak apapun larangan, seketat apapun aturan kalo ga didasari kesadaran pribadi, ga bakal efektif. Pertanyaan selanjutnya, gimana caranya menanamkan kesadaran ini? XD
Bicara ttg rokok emang ga ada abisnya #curhat

Johanes Wedha PBSID 2011
    menurutku . . . kebijakan itu harus jelas, mau di tujukan pada siapa dan atas dasar apa? semuanya perlu disosialisasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman dari mahasiswanya, tapi selama itu masih belum ada ke jelasan, aku akan tetap menghormati itu, tapi ya berlalu begitu saja sihhh

 19 Maret 2012

Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Pendidikan Se-Yogyakarta


    "Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba dan jangan katakan gagal sebelum memulai" sederet kata bijak yang terluncur dari Achmad Zany presiden FBEMP(09/11) ketika di wawancarai dalam acara kongres mahasiswa FBEMF se Yogjakarta sabtu- minggu 10-11 maret 2012, di wisma Kaliurang, Kaliurang Yogyakarta.

    Apa si sebenarnya FBEMP itu? Mari kita simak hasil wawancara dengn presiden FBEMP.

Apa itu FBMP?
    FBEMP adalah suatu forum yang yang dapat di gunakan untuk menampung atau sharing tentang dunia pendidikan bersama BEM BEM FKIP yang ada di yogyakarta.

Bagaimana sejarah FBEMP
    FBEMP terbentuk bermula dari beberapa individu yang resah akan pendidikan yang ada di Indonesia. Organisasi ini digagas pada saat Diskusi Publik peringatan hari Sumpah Pemuda yang diadakan oleh BEM FKIP UAD pada tanggal 25 Oktober 2009.di UAD. Lalu pada akhirnya FBEMP di bentuk dan di resmikan tanggal 21 februari 2010 di UST. Yang saat itu di prakarsai oleh:
1.Aditya L Hadi (BEM FKIP UAD) 

2.Jibril Misbahuddin Fandy (BEM FTK UIN)
3.Kelik Priyanto (MMFKIP UST Jogja),
4.Gerardus Basenti Kelen (BEM FKIP USD),
5.Muhammad Hasbi Ash Shidiqi (BEM FIP UNY), dan
6.Dewi (BEM FKIP UPY).

Tujuan, Visi dan Misi FBEMP
    Visi FBEMP Yogyakarta adalah menjadi pelopor gerakan kemahasiswaan dalam mengawal pendidikan Indonesia.
Misi FBEMP Yogyakarta    adalah:
a.Mengembalikan fungsi pendidikan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa.
b.Menggerakkan dan memimpin perjuangan mahasiswa dalam mewujudkan pendidikan pro-rakyat.
c.Berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan pendidikan pro-rakyat.
d.Aktif dalam kegiatan-kegiatan solidaritas nasional untuk pendidikan pro-rakyat.

Apa Kegiatan besar atau ciri khas FBEMP ?
    Kegiatan besar atau ciri khas FBEMP sendiri sebenarnya tidak terpaku pada program kerja sendiri karena program kerja dapat menyesuaikan dengn perkembangan jaman. Ciri khas dari FBEMP adalah pendidikan Pro-rakyat.

Harapan dan pesan untuk kepengurusan selanjutnya?
    Untuk pengurus selanjutnya diharap tetap welcome kepada pengurus sebelumnya terutama saya merasa masih banyak sekali hal-hal yang belum saya sumbangkan.
    Pesan untuk kepengurusan yang akan datang : Jadilah lebih solid, esensi     keberhasilan sesungguhnya bukan hanya dari tercapainya tujuan akan tetapi lebih pada proses yang dijalani, proses yang baik berdasar nilai-nilai yang baik. Itulah makna yang sesungguhnya; menjaga hubungn dengan teman – teman DPO; Program kerja bisa menyesuaikan sama perkembangan zaman
    Itulah hasil wawancara dengan Achmad Zany, semoga dapat menjadi gambaran tentang pengertian kita apa itu FBEMP. Dan selamat atas terpilihnya presiden FBEMP yang baru, Angga Riyon Nugroho dari Universitas Sanata Dharma. (DT)

 19 Maret 2012
 

“KUASA RAMALAN” KARYA Dr. Peter Carey



Kuasa Ramalan merupakan buku sejarah karya sejarawan dan peneliti kebudayaan Jawa yang berasal dari Amerika Serikat, Dr. Peter Carey
    Diawali dengan ketertarikannya akan kebudayaan dan sejarah Jawa sekitar abad 19. Kemudian Peter Carey tertarik akan tokoh Pangeran Diponegoro dan mencoba menyelami sosok Pangeran Diponegoro, masa perang Jawa (1825-1830), peristiwa pengasingan Pangeran Diponegoro hingga wafatnya.
    Buku sejarah yang menceritakan tentang perjalanan hidup Pangeran Diponegoro sebagai seorang keturunan bangsawan dan sebagai seorang pemberontak pada pemerintahan kolonial Belanda memberikan warna tersendiri pada setiap penulisan-penulisan sejarah Pangeran Diponegoro dalam buku ini.
    Peter Carey memberikan sebuah pemahaman sejarah Pangeran Diponegoro dalam perspektif kebudayaan Jawa yang masih sangat kental.
     Diponegoro sendiri dikisahkan sebagai seorang putra bangsawan yang tidak hanya memiliki kemampuan untuk bergerilya dan berperang melawan pemerintahan kolonial Belanda namun juga unsur-unsur kejawen yang kental dalam buku ini mengacu pada keberadaan ilmu tasawuf dan unsur-unsur magis dalam kebudayaan Islam di Jawa pada saat itu.
    Buku terbitan Kompas Gramedia ini terbagi menjadi 3 Jilid buku besar dengan tebal sekitar 892 halaman, ukuran 230x150 cm. Harga per paket dari buku ini sebesar Rp. 250.000.
    Rencananya buku ini akan diluncurkan di beberapa kota di Indonesia dengan tajuk mengangkat kebudayaan dan sejarah Jawa sebagai bagian dari sejarah Indonesia yang diawali dari kediaman Pangeran Diponegoro di Tegal rejo, Yogyakarta.
    Kelemahan yang ada pada buku Peter Carey ini lebih kepada penemuan sumber-sumber tulisan sejarah yang sebagian masih menggunakan bahasa dan huruf Jawa Kuno yang merupakan salah satu bukti dari historiografi Jawa dari perjalanan Diponegoro sebagai seorang keturunan bangsawan Jawa.
    Buku ini juga menceritakan secara lebih dekat mengenai sosok Pangeran Diponegoro dan mengungkap fakta-fakta baru mengenai tatanan kekuasaan pada tahun (1785-1855) menggunakan arsip-arsip sejarah asli dari beberapa bukti sejarah Jawa abad 19.
    Peter Carey berharap keberadaan buku ini mampu memberikan suatu wawasan baru terkait dengan keberadaan ramalan-ramalan Jawa yang selalu dituliskan dalam berbagai sumber-sumber sejarah Jawa dan oleh tokoh-tokoh Jawa, salah satunya adalah Pangeran Diponegoro yang menginspirasi beberapa sejarawan untuk meguak misteri kehidupan Pangeran Diponegoro dan sekilas cerita tentang latar belakang pecahnya perang Jawa di Yogyakarta. Sehingga pemahaman sejarah tidak akan pernah hilang dari generasi-generasi muda yang akan datang, salah satunya adalah Pangeran Diponegoro. (Angga, Psej'09)
Spesifikasi Buku:
Judul : Kuasa Ramalan : Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855
Pengarang : Peter Carey
ISBN : 9789799103956
KPG : 901110489
Ukuran : 230 x 150 cm
Halaman : 892 halaman
Harga : Rp 250,000

   19 Maret 2012

Lahirnya GSM



Yogyakarta- 19 maret 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi civitas akademika Sanata Dharma dan pengurus sebuah pers rintisan mahasiswa Universitas Sanata Dharma - Atmajaya. Pada hari ini terbit perdana buletin mingguan Gelora Sayap Mahasiswa (GSM) di wilayah kampus Mrican dan Paingan Universitas Sanata Dharma.
    Marhaendra salah satu pengurus menuturkan, untuk sementara pers ini akan bergerak di dua kampus Universitas Sanata Dharma terlebih dahulu. Untuk kampus USD lain dan Atmajaya sudah direncanakan untuk terbit disana.
    Nama Gelora Sayap Mahasiswa, menurut Angga dari Pendidikan sejarah USD, dicari dengan pembahasan yang cukup lama sebab mencari sisi – sisi filosofisnya. Tahapan dalam pembentukan pers hingga penerbitan perdana ini juga berjalan sesuai rencana dan berjalan lancar.
    Dari segi finansial pers ini terbantu dengan semangat solidaritas antar anggotanya, hal ini terjadi dikarenakan pers Gelora Sayap Mahasiswa berdiri secara independent. Pramudita salah satu anggota GSM yang berasal dari PGSD USD merasa tidak keberatan jika suatu waktu diminta untuk mengisi uang kas.
    Rio pimpinan umum GSM menambahkan," Tidak akan lama – lama kami terus membebani dari uang anggota, kami sudah merencanakan sesuatu untuk masalah ini."
    Menurut Marhaendra, pers ini mempunyai tujuan sebagai jembatan informasi dan tempat saluran aspirasi bagi mahasiswa yang selama ini dirasakan kurang. Ditambahkan Angga, upaya untuk membangkitkan semangat membaca juga menjadi sasaran GSM.
    Thomas Sembiring, tokoh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia yang menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi USD mempunyai harapan khusus bagi pers, yakni sebagai lokomotif perubahan yang kritis dan objektif. Kami berharap pers ini mampu menjadi pers yang independent dan tetap menjadi pelopor semangat pergerakan mahasiswa.
(DM/JNT/ITN)

Edisi 1, 19 Maret 2012


- 2 Minggu menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kesulitan financial ada didepan mata.
- Pengguna Blackberry Mesangger, kita sebagai mahasiswa, hingga masyarakat paling jelata akan terkena dampaknya.
- Peristiwa kemanusiaan didepan mata. Tingkat kelaparan akan menjadi—jadi.
- Humanis bukanlah diam. Mau apa kita sebagai mahasiswa ???


 

Workshop Fakultas Psikologi



Paingan,USD- Ahad ini telah dilangsungkan sebuah acara Workshop bertajuk informasi mengenai pendidikan sekolah pasca sarjana yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma pada tanggal 14 Maret 2012 pukul 17.00- 19.00 WIB.
Acara tersebut dibawakan oleh Danuta Bukatho, PhD yang berasal dari College The Holy Cross, USA. Acara diselenggarakan di ruang Multimedia lantai 3 gedung BAA Kampus Paingan, Universitas Sanata Dharma.
Workshop dihadiri oleh kurang lebih 60 mahasiswa yang antusias dalam mengikuti penyampaian informasi yang diberikan oleh Mrs. Danuta. Suasana kelas yang tenang dan kondusif memudahkan mereka membentuk pikiran mengenai studi tindak lanjut pasca sarjana.
    Workshop ini diadakan untuk memberikan informasi kepada kalangan mahasiswa psikologi dalam melanjutkan pendidikan pasca sarjana di luar negeri.
Dalam workshop ini disampaikan bahwa untuk bekerja di USA, gelar Ph.D, Psy.D, dan Ed.D perlu diraih. Cara membuat personal statement juga menjadi salah satu informasi yang bisa didapat.
Personal Statement digunakan untuk meyakinkan Universitas di USA dalam memilih calon mahasiswa baru.
Menurut salah satu dosen yang ikut menghadiri acara, ibu Nimas Eka, S.Psi, Psi, M.Psi. mengharapkan acara ini dapat memberi wawasan dan pandangan kedepan mahasiswa Psikologi untuk menempuh studinya.

(YS/DR/SHR)

Anton Haryono : Antara Hidup dan Pengabdian




Selasa, 14 Maret 2012
        "Mbali Ndeso, Mbangun Ndeso, hidup berguna bagi sesama demi terciptanya perubahan". Demikian yang dikatakan Dr. Anton Haryono salah seorang dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma ketika bercerita kepada tim redaksi Gelora Sayap Mahasiswa, di kantornya LPPM Universitas Sanata Dharma.
        Sosok dosen yang selalu menggunakan batik disetiap kali mengajar Mahasiswa ini mengatakan, bahwa pengaruh globalisasi yang terjadi saat ini membuat mahasiswa seakan melupakan citra dirinya sebagai sosok intelektual muda dan lebih mementingkan segi intelektualitasnya untuk sekedar mencari kelulusan tanpa mau mengenal atau mengerti realita sosial yang ada disekitarnya.
        "Terkadang belajar dari kaum- kaum yang termarjinalkan memberikan inspirasi tersendiri bagi saya agar tetap selalu membela kaum yang lemah dan memberikan yang terbaik bagi sesama", kata pak Anton terkait perannya sebagai salah satu dosen yang mengajarkan mata kuliah kewarganegaraan dan sejarah.
Antara Hidup dan Pengabdian
        "Ketika kita bertanya untuk apa kita hidup, tentu banyak orang yang akan menjawab, hidup untuk dirinya sendiri dan hidup untuk mencari kesenangan pribadi".
        Namun sangatlah berbeda ketika kita memahami bahwa hidup sebagai sebuah pengabdian dan perjuangan yang selalu berkembang statis seiring berjalannya waktu.
        Mencoba untuk menggali lebih lagi tentang bagaimana sebenarnya sebuah pengabdian yang dilandasi dari sebuah pengorbanan hidup, Dr. Anton Haryono yang biasa di sapa Pak Anton memiliki sebuah cerita tersendiri ketika kehidupannya benar- benar ia maksimalkan untuk mengabdi dengan tulus demi sesama.
        Dosen yang sudah bekerja kurang lebih 25 tahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini pun menceritakan tentang sosoknya dahulu yang merupakan golongan orang desa di salah satu daerah di Jawa Tengah, dengan kegigihannya mampu mencapai gelar S3 Doctor dan menjadi dosen Sejarah Universitas Sanata
        Tentang pengabdian hidup pak Anton terhadap Mahasiswa, pak Anton bukan hanyalah sosok dosen yang selalu menjaga jarak dengan mahasiswanya
        Namun sebaliknya, beliau selalu menyempatkan diri untuk selalu memotivasi dan mengenal dekat para mahasiswanya dengan selalu ikut menyertakan mahasiswa didikannya untuk mengikuti beberapa kegiatan yang sering diadakan oleh LPPM.
        Begitupun ketika berada di dalam kelas. Pak Anton lebih terkenal santai dalam mengajar tetapi juga tetap serius di dalam menerangkan materi kuliah. Selalu menyempatkan diri untuk selalu membangun kedekatan dengan mahasiswa, salah satunya dengan membelikan makanan- makanan kecil ketika kuliah berlangsung lama dan digunakan untuk mengganti jadwal kuliah yang sempat tertunda ataupun mengapresiasi dan mendukung segala kegiatan mahasiswa, seperti diskusi, sarasehan, seminar dll.
        Dalam hal pengabdiannya terhadap universitas, Pak Anton sendiri bercerita tentang pengalamannya sebagai ketua Dies Natalis Universitas Sanata Dharma.
        Selain itu Pak Anton juga diberi kesempatan untuk mengelola LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat).
        Hal tersebut menjadi motivasi hidup Pak Anton bahwa hidup bukanlah diukur dari apa yang sudah diberikan kepada orang lain, melainkan dari seberapa jauh kita mampu untuk memberikan kemampuan kita agar segalanya dapat berjalan secara maksimal dan penuh tanggung jawab.
        Pak Anton sendiri banyak bercerita kepada kami tim redaksi Gelora Sayap mahasiswa terkait dengan pengabdiannya untuk para mahasiswa yang akhirnya memberikan pengaruh positif dalam perkembangan kepribadian mahasiswa, seperti salah satunya dengan pengembangan cinta terhadap produk dalam negeri yang selalu Pak Anton torehkan dalam bentuk memakai baju batik ataupun memakai pakaian- pakaian adat Jawa yang menjadi ciri khas tersendiri dari seorang dosen.
        Memang banyak pengaruhnya ketika mahasiswa- mahasiswa mulai menggunakan seragam batik di hari- hari tertentu perkuliahan, seperti di PGSD yang menyempatkan diri sehari untuk memakai batik, lalu di Fakultas Farmasi yang kebetulan beliau juga mengajar disana.
        Mahasiswa telah memakai batik di hari—hari tertentu, dan ini menjadi kepuasan tersendiri bagi Pak Anton yang memberikan pengaruh cukup besar dalam pembentukan rasa nasionalisme di dalam diri mahasiswa yang semakin tergerus pengaruh perkembangan zaman.
        Berbicara tentang seputar pekerjaan Pak Anton di dalam kampus, ternyata Pak Anton memiliki keunikan tersendiri ketika harus membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
         Seperti menjalin keakraban pada anak—anak serta istrinya dengan mengajak refreshing ketika libur panjang, sekedar pergi keluar kota atau bercengkarama dengan keluarga.
        Namun yang paling utama dalam diri Pak Anton adalah bagaimana membagi segala waktunya dengan maksimal dan tentunya profesionalitas kerja yang paling diutamakan.
        Berbicara masalah pengabdian baik untuk keluarga maupun pekerjaannya, beliau bercerita sedikit tentang pengalamannya ketika menjadi orang terdekat dari Romo YB Mangunwijaya yang menjadi salah satu tokoh inspirasinya ketika memperjuangkan hak kaum marjinal/rakyat kecil.
        Pengalaman yang didapat beliau ketika mengikuti perjalanan hidup Romo Mangun membangun sekolah - sekolah di kali code, ataupun di desa Mangunan. Ada sebuah kata - kata inspiratif yang selalu ditorehkan Pak Anton ketika ia menjalani rutinitasnya sebagai seorang dosen dan pemimpin di keluarganya, yaitu "Hidup Untuk Orang Lain".
        Ciri khas dari Pak Anton tidak hanya berakhir dalam kehidupan sosialnya, namun juga bagaimana cara pak Anton mengajar di dalam perkuliahan.
        Beberapa Mahasiswa menilainya sangatlah unik dan benar- benar bisa menjadi gambaran saat ini dimana dosen- dosen terkadang selalu menjaga jarak dengan Mahasiswa.
        Cara mengajar dengan pakaian adat Jawa, diskusi, maupun ceramah membuat sosok Pak Anton sendiri terkadang tidak akan pernah lepas dari kekaguman Mahasiswa.
        Dengan demikian belajar dari pengabdian dan pengorbanan hidup merupakan sebuah kunci dari keberhasilan pencapaian hidup sesama manusia. 


 19 Maret 2012

PESTA RAKYAT YOGYAKARTA

Mrican USD-20 Maret 2012 dialun-alun utara Yogyakarta diselengarakan Pesta Rakyat.
     Acara ini bertujuan untuk menyejahterahkan rakyat yogyakarta dan mendorong kebangkitan kota yogyakarta dengan sesuatu yang baru.
    Pesta Rakyat Yogyakarta ni akan dihadiri oleh artis-artis ibu kota dan beberapa menteri. Acara yang diselengarakan seperti khitanan massal yang diikut 50.000 orang. 5000 orang akan bermain perkusi, potong rambut gratis, penjualan pakaian layak pakai murah, dan yang terpenting adalah penjualan sembako seharga Rp 5000 sampai Rp 10.000.
    Acara ini diselenggarakan oleh yayasan Pelita Bangsa bekerja sama dengan banyak lembaga pendidikan dan pariwisata.
    Kampus USD mengirim 50 orang penari dan 50 orang pemain perkusi yang ikut ambil bagian dalam acara ini.
    "Kami tidak tahu mau masuk MURI tidak, tapi itu yang pasti bukan tujuan kami," kata ibu Esfie Lukmawati selaku ketua panitia dan pelatih penari.
    Konsep dan latar belakan acara dibuat untuk berbagi bersama rakyat Yogyakarta dan untuk memberikan kebangkitan baru kota Yogyakarta.
    Jadi, yang berminat ayo datang dan saksikanlah pesta rakyat Yogyakarta.
(MDR)

Blogger news