Pesta
rakyat Yogyakarta yang diselenggarakan setahun sekali ternyata masuk
rekor muri. Tahun ini pesta rakyat Yogyakarta diselenggarakan oleh
yayasan Pelita Bangsa, LSM yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Sebanyak 5000 penari dan 5000 pemain perkusi yang terdiri dari pelajar
Yogyakarta (SMP, SMK,SMA dan Universitas) tercatat dalam rekor muri.
Para pelajar tersebut berkumpul menjadi satu di alun-alun utara dengan
memakai selendang warna-warni serta memegang atribut berbentuk hati yang
menunjukkan bahwa pelajar Yogyakarta siap untuk bangkit bersama
Yogyakarta.
Pukul 13.00 alun-alun utara sudah dipenuhi oleh ribuan rakyat
Yogyakarta yang datang untuk menyaksikan dan meramaikan pesta rakyat
Yogyakarta. Suasana makin ramai dan bising pada saat pelepasan balon
serta peresmian muri untuk 5000 penari dan 5000 pemain perkusi. Tidak
hanya itu saja, sejumlah acara menarik sudah disiapkan oleh panitia
yakni pembagian paket sembako murah sebanyak 50.000 dengan pembagian
dalam 180 tenda pasar murah, pengobatan gratis dengan tenaga medis
berjumlah 30 orang kepada 5000 masyarakat Yogyakarta yang kurang mampu,
sunatan masal, donor darah, potong rambut gratis, pesta anak dan
panggung gembira pada malam hari, yang dimeriahkan oleh artis ibu kota
seperti Saint Loco Band, Patudu “Idol”, Nafa Urbach, Zack Lee, dan
Djujuk “Srimulat”.
Tidak
hanya artis ibu kota yang memeriahkan pesta rakyat Jogjakarta. Dalam
hajatan besar ini, panitia juga mendatangkan Menteri Koordinasi
Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) untuk dapat berbincang-bincang
langsung dengan rakyat Yogyakarta pada waktu itu.
“Istimewa Jogjakarta Bahagia” merupakan tema Pesta Rakyat Yogyakarta
yang diangkat tahun ini, dengan tujuan memberikan suatu kebangkitan bagi
Yogyakarta agar tidak terus terpuruk oleh musibah yang pernah terjadi
di Yogyakarta dan untuk mempertahankan keistimewaan Yogyakarta.
Panitia penyelenggara berharap dengan adanya acara pesta rakyat
Yogyakarta ini masyarakat semakin lebih mencintai Yogyakarta dan terus
membela Yogyakarta sebagai kawasaan istimewa.
Harapan yang indah tersebut tidak sesuai dengan kondisi setelah acara
selesai. Ribuan sampah tersebar merata di alun-alun utara. Sungguh miris
jika harapan panitia agar rakyat mencintai Yogyakarta tidak
terealisasikan. Wujud kecintaan terhadap Yogyakarta dapat diawali dari
hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Hal itulah yang
akan membuat kota Yogyakarta terlihat indah dan hal itu merupakan
realisasi untuk mencintai kota Yogyakarta.
(MDR/DM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar